FILM LINIMASSA 1
https://www.whizisme.com/2012/11/film-linimassa-1.html?m=0
Pertumbuhan internet di Indonesia telah berkembang sangat pesat dan tentunya telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia. Dari mulai perangkat modem, gadget yang selalu hadir baru setiap bulanya. Memungkinkan untuk menjadikan konsumerisme di lapisan masyarakat sampai di pelosok daerah sekalipun.
Sejalan dengan pertumbuhanya, kejahatan dunia internet seperti penyebaran virus (spyware, malware), berita bohong (hoax) penipuan online serta penculikan mengatasnamakan sosmed juga akan meningkat.
Bagaimanapun juga sebagai pengguna media online wajib memiliki pengetahuan tentang penangkalan kejahatan teknologi ini, supaya korban kejahatan bisa diminimalisir.
Namun di balik segala kelemahan akan sistem. Media online juga menjadi daya tarik tersendiri dalam hal kemanfaatanya
Internet Sehat, ICT Watch dan WatchDoc mencoba menggali hal tersebut lewat film dokumenter Linimassa. Film yang dibagi dalam 4 chapter dan dapat diunduh di Youtube ini mencoba untuk menuai hal positif dari Media Online.
Social Media Movement
Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter adalah produk-produk teknologi yang kini digemari masyarakat. Dengan layanan ini memungkinkan kita berkomunikasi dengan teman yang jauh, dan memperluas jaringan.
Trend media sosial kini sudah mulai bangun dari aktifitas yang biasa, seperti mengupload foto, mengetahui kabar sesorang dan narsisme di segala bidang.
Baca Juga: Blogger As Marketer
Di chapter yang pertama inilah kita bisa mengetahui sedemikian dasyat kekuatan Sosial Media. Menggunungnya jumlah pemakai Facebook hingga 32 jutaan pengguna bisa dimanfaatkan seorang tukang becak di Jogja untuk meraih pelanggan. Tidak sedikit juga para pelancong dari luar negeri yang menggunkan jasanya.
Keberadaan Blogger di Solo juga tidak bisa disangkal kemanfaatanya di masyarakat. Melalui platform yang mereka kuasai, blog menyediakan berita yang jujur dan cepat dibandingkan media mainstream.
Lalu bagaimana keberadaan pengguna sosial dalam pemanfaatnya untuk humanity?
Blogger solo dengan inisiasinya mengadakan pelatihan-pelatihan softskill seperti desain, web/blog, dan sejenisanya telah memberikan harapan baru terhadap orang yang berkebutuhan khusus untuk percaya diri terhadap skill baru mereka. Sehingga para pembelajar berkebutuhan khusus tadi memperololeh kesempatan yang sama dalam bekerja dan berkreasi.Sejalan dengan pertumbuhanya, kejahatan dunia internet seperti penyebaran virus (spyware, malware), berita bohong (hoax) penipuan online serta penculikan mengatasnamakan sosmed juga akan meningkat.
Bagaimanapun juga sebagai pengguna media online wajib memiliki pengetahuan tentang penangkalan kejahatan teknologi ini, supaya korban kejahatan bisa diminimalisir.
Namun di balik segala kelemahan akan sistem. Media online juga menjadi daya tarik tersendiri dalam hal kemanfaatanya
Internet Sehat, ICT Watch dan WatchDoc mencoba menggali hal tersebut lewat film dokumenter Linimassa. Film yang dibagi dalam 4 chapter dan dapat diunduh di Youtube ini mencoba untuk menuai hal positif dari Media Online.
Social Media Movement
Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter adalah produk-produk teknologi yang kini digemari masyarakat. Dengan layanan ini memungkinkan kita berkomunikasi dengan teman yang jauh, dan memperluas jaringan.
Trend media sosial kini sudah mulai bangun dari aktifitas yang biasa, seperti mengupload foto, mengetahui kabar sesorang dan narsisme di segala bidang.
Baca Juga: Blogger As Marketer
Di chapter yang pertama inilah kita bisa mengetahui sedemikian dasyat kekuatan Sosial Media. Menggunungnya jumlah pemakai Facebook hingga 32 jutaan pengguna bisa dimanfaatkan seorang tukang becak di Jogja untuk meraih pelanggan. Tidak sedikit juga para pelancong dari luar negeri yang menggunkan jasanya.
Keberadaan Blogger di Solo juga tidak bisa disangkal kemanfaatanya di masyarakat. Melalui platform yang mereka kuasai, blog menyediakan berita yang jujur dan cepat dibandingkan media mainstream.
Lalu bagaimana keberadaan pengguna sosial dalam pemanfaatnya untuk humanity?
Blood for Live juga menggunakan media sosial seperti blog, Twitter dan Facebook untuk mensyiarkan kebutuhan darah. Mereka yang tergabung secara sadar dan sukarela, bersedia untuk dihubungi oleh siapapun yang membutuhkan bantuan darah. Inisiasi yang sangat cerdas dibalik menepisnya golongan darah di PMI.
Baca Juga: Pamerku Dan Hakmu
Masih ingatkah Coin For Prita yang juga menjadi bahasan yang menarik dalam Sosial Media. Melalui kasus yang mengenanya, jutaan orang melalui akun sosial media mereka memberikan dukungan. Ganti rugi atas pencemaran nama Rumah sakit yang saya kira absurd itu diganti dengan recehan berton-ton. Walhasil karena rasa sosialnya masyarakat indonesia dapat membuat Prita bernafas lega.
Di ranah penegakan hukum seorang Usman Yasmin melihat ada indikasi Bibit-Chandra ini dijadikan korban konspirasi politik tingkat tinggi, upaya ini dijadikan untuk mengkriminalisasi KPK. Namanya saja di situs pertemanan, jika ada isu yang menarik kan pasti banyak yang ingin tahu. Dan dibuatlah gerakan 1 juta facebookers dukung Bibit-Chandra.
Kisah ini menceritakan bagaimana penggunaan berbagai media yang dirancang dalam Jalin Merapi untuk melayani kebutuhan setiap segmen masyarakat. Bagi warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi, maka informasi dari streaming handy talkie di website sangatlah cocok.
Kombinasi informasi dari jejaring lewat Twitter yang hampir 35.000 follower memberikan kemudahan antara volunteer dan donatur dalam memberikan bantuan. Hal yang menarik adalah bagaimana beragam komunitas bisa memperoleh informasi yang akurat dan kemudian menjadi sebuah gerakan untuk membantu para korban bencana
Semoga saja penggunaan media sosial di Indonesia yang kreatif akan selalu memberi kontribusi yang positif bagi masyarakat. Tentunya ketika internet digunakan dengan benar akan dapat memberikan perubahan yang besar bagi keadilan sosial dan masa depan Indonesia yang lebih baik.
Salam....
Wah, dapat ilmu baru, walau g dapat cd linimasa tp bs sedikit tahu isinya.
ReplyDeleteSalam,
Adi pradana
Hii great reading your post
ReplyDelete