STARTUP BUSINESS DIMUDAHKAN DENGAN MEDIA DIGITAL
https://www.whizisme.com/2012/11/start-up-business-dimudahkan-dengan.html?m=0
Jika saja orang-orang percaya prediksi Robert Metlcalfe tentang internet yang kolaps di tahun 1996. Mungkin saja kita tidak berlama-lama duduk di depan monitor, atau menunduk dengan gadget kita hanya untuk sekedar menengok Facebook ataupaun membalas Twitter.
Untungnya prediksi penemu teknologi networking itu gagal total. Justru internet semakin berkembang pesat sampai sekarang. Dan akhirnya kita tidak bisa terpisahkan dengan teknologi digital ini.
Saya pernah membuat posting review film tentang Social Media Movement (ya..tidak beda jauh dengan bahasan Melek Digital). Jadi film Linimassa ini bercerita tentang orang-orang yang memanfaatkan media digital untuk sosial kemasyarakatan dan bisnis.
Luar-biasanya ada tukang becak di Jogja yang membuat Facebook dan Twitter untuk mendapatkan pelanggan. Dia menyebutnya Kampanye Wisata, jadi apa yang diketahui tentang Jogja, di-share di media tersebut. Walhasil.. dengan kekutan berbaginya, klien yang didapatkany pun dari luar negeri. Jadilah dia pengayuh becak sekaligus Tour Guide. It's Cool!..
Media Digital juga memasuki ranah sosial dan hukum. Kasus Prita, Bibit-Chandra, Relawan Peduli Merapi, merupakan Aksi sosial yang didukung publikasinya dengan jejaring sosial media. Karena rasa sosial bangsa Indonesia yang tinggi pula, beberapa aksi tersebut sukses dan terselesaikan.
Mata Pencaharian Baru
Kehadiran digital media khususnya Media Sosial tentunya tidak serta merta disambut dengan gembira. Banyak penjahat yang beralih melakukan kejahatanya di di ranah ini, seperti menebar phising, malware, virus, bullying dan kejahatan asusila pun lewat media ini.
Ibarat sebuah mata pisau. Media sosial dapat digunakan kebaikanya, tetapi juga bisa membahayakan khayalak. Semoga saja Netizen Indonesia lebih banyak mengambil kemanfaatan yang positif.
Karena lewat dunia maya ini berbagai fasilitas, seperti blog, website, sosial media hingga chatting, dapat dimanfaatkan secara cuma-cuma untuk mempublikasi dagangan ke seluruh pengguna internet. Dengan begitu, saat ini bisnis online pun banyak digandrungi dari berbagai kalangan mulai muda hingga tua.
Lihatlah sejenak banyak bermunculan istilah-isltah baru dalam inisial pekerjaaan. Sekarang sering terdengar kata-kata Internet Marketer, Blogger, Optimizer, Buzzer yang tersematkan di biodata personal.
Semakin meluasnya jelajah internet di negeri ini, membuat para geek tadi dengan mudahnya bekerja menggunakan gadget mereka. Sebut saja @ndoroKakung yang lebih bangga di profil twitternya tertulis blogger dan buzzer. Saya ndak tahu bagaimana bergelimpunganya ndorokakung kalau nge-buzz ndak pakai gadget dan apakah harus pake toa *jokes
Saya kok ya jadi kepingin kayak gitu?
Komunitas, Hobi dan Pekerjaan
Semakin banyak Provider yang berlomba-lomba memanjakan komsumenya dengan internet murah , jaringan yang luas, AXIS menjadi provider yang konsisten mangadakan edukasi lewat blog dan blogger. Semoga selalu menjadi yang terbaik dengan pelayanan yang optimal.
Karena sering dimanjakan, saya sebagai pengguna Internet dan digital media harus menggunakan kemanfaatnya. Saya pun mulai melirik ke bisnis digital.
Akhir tahun 2010-an,saya resign dari pekerjaan sebagai Multimedia Designer di Yamaha Musik Semarang. Pekerjaan tersebut saya hentikan karena kebosanan saya dalam design paperbased (2 dimensi). Karena semakin tertantang dengan karya 3D, akhirnya saya berkeinginan keras untuk belajar.
Baca Juga: Bloggers As Marketeers
Dari beberapa buku sudah saya pelajari, namun hanya satu hal yang masih mengganjal, keinginan untuk belajar langsung para desainer 3D harus terwujudkan. Dengan piranti Facebook akhirnya saya terbantu dan menemukan salah satu designer 3D bernama Winda di Semarang yang waktu itu dia mengerjakan proyek interior.
Dari beberapa bulan pertemuan, saya pun mulai terbiasa dengan software 3D yang memang membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.Walaupun sulit siapapun bisa belajar. Dengan berbagai alasan pembelajaran dan bukan komunitas yang hanya kumpul-kumpul akhirnya terbentuklah 3D Camp.
Komunitas yang masih menggunkan Facebook ini dulunya bernama Group 3D Animator Jawa Tengah, namun semakin banyaknya member dari luar Semarang, akhirnya dirubah menjadi 3D Camp. Member 3D Camp kebanyakan merupakan desainer 3D profesional. Selain sharing ilmu, mereka juga sering membagi job-job dalam mebuat desain. Istilah belajar sambil bekerja pun mulai terbiasa.
Selang beberapa bulan belajar lewat media digital: Facebook, saya kembali bekerja di sebuah Event Organizer menangani beberapa proyek gambar 3D Booth Exhibition. Tidak serta merta bekerja saya pun membuat blog tentang desain.
Blog ini sebagai media saya untuk menawarkan jasa gambar 3D Booth Exhibition dan juga media sharing saya tentang 3D dengan memberikan berbagai pengalaman saya belajar otodidak. Alhamdulillah berkat media Facebook dan blog saya dapat berkolega dengan developer, sehingga gambar 3D yang telah selesai bisa dijadikan dalam bentuk real.
Baca Juga: Booth Exhibition Larissa Aesthetic Center Semarang
Sangat banyak sekali manfaat yang dapat saya ambil dari media digital, apalgi untuk StartUp bisnis yang bisa cepat populer dengan menggunakan online marketing. Saya tak bisa membayangkan berapa biaya yang harus saya bayar untuk belajar 3D yang mahal itu, tanpa bantuan Facebook dan media digital lainya.
Gathering #EduAXIS bersama Blogger dan penggiat sosial media Semarang beberapa minggu lalu, membuat saya merasa beruntung manjadi bagian dari acara yang menghadirkan narasumber Om @Ilik (Entrepreneur Semarang) dan blogger @blontankpoer.
Saking semangatnya, acara yang dikemas secara kreatif oleh Mbak @Avianty ini memberikan semangat saya dalam menelurkan beberapa ide bisnis. Di sesi sharing ide saya juga mempresentasikan ide bisnis at Glance, namun karena mendadak, perhaps ide itu masih grambyang.
Semoga Bermanfaat ;)
Untungnya prediksi penemu teknologi networking itu gagal total. Justru internet semakin berkembang pesat sampai sekarang. Dan akhirnya kita tidak bisa terpisahkan dengan teknologi digital ini.
Saya pernah membuat posting review film tentang Social Media Movement (ya..tidak beda jauh dengan bahasan Melek Digital). Jadi film Linimassa ini bercerita tentang orang-orang yang memanfaatkan media digital untuk sosial kemasyarakatan dan bisnis.
Luar-biasanya ada tukang becak di Jogja yang membuat Facebook dan Twitter untuk mendapatkan pelanggan. Dia menyebutnya Kampanye Wisata, jadi apa yang diketahui tentang Jogja, di-share di media tersebut. Walhasil.. dengan kekutan berbaginya, klien yang didapatkany pun dari luar negeri. Jadilah dia pengayuh becak sekaligus Tour Guide. It's Cool!..
Media Digital juga memasuki ranah sosial dan hukum. Kasus Prita, Bibit-Chandra, Relawan Peduli Merapi, merupakan Aksi sosial yang didukung publikasinya dengan jejaring sosial media. Karena rasa sosial bangsa Indonesia yang tinggi pula, beberapa aksi tersebut sukses dan terselesaikan.
Mata Pencaharian Baru
Kehadiran digital media khususnya Media Sosial tentunya tidak serta merta disambut dengan gembira. Banyak penjahat yang beralih melakukan kejahatanya di di ranah ini, seperti menebar phising, malware, virus, bullying dan kejahatan asusila pun lewat media ini.
Ibarat sebuah mata pisau. Media sosial dapat digunakan kebaikanya, tetapi juga bisa membahayakan khayalak. Semoga saja Netizen Indonesia lebih banyak mengambil kemanfaatan yang positif.
Karena lewat dunia maya ini berbagai fasilitas, seperti blog, website, sosial media hingga chatting, dapat dimanfaatkan secara cuma-cuma untuk mempublikasi dagangan ke seluruh pengguna internet. Dengan begitu, saat ini bisnis online pun banyak digandrungi dari berbagai kalangan mulai muda hingga tua.
Lihatlah sejenak banyak bermunculan istilah-isltah baru dalam inisial pekerjaaan. Sekarang sering terdengar kata-kata Internet Marketer, Blogger, Optimizer, Buzzer yang tersematkan di biodata personal.
Semakin meluasnya jelajah internet di negeri ini, membuat para geek tadi dengan mudahnya bekerja menggunakan gadget mereka. Sebut saja @ndoroKakung yang lebih bangga di profil twitternya tertulis blogger dan buzzer. Saya ndak tahu bagaimana bergelimpunganya ndorokakung kalau nge-buzz ndak pakai gadget dan apakah harus pake toa *jokes
Saya kok ya jadi kepingin kayak gitu?
Komunitas, Hobi dan Pekerjaan
Semakin banyak Provider yang berlomba-lomba memanjakan komsumenya dengan internet murah , jaringan yang luas, AXIS menjadi provider yang konsisten mangadakan edukasi lewat blog dan blogger. Semoga selalu menjadi yang terbaik dengan pelayanan yang optimal.
Karena sering dimanjakan, saya sebagai pengguna Internet dan digital media harus menggunakan kemanfaatnya. Saya pun mulai melirik ke bisnis digital.
Akhir tahun 2010-an,saya resign dari pekerjaan sebagai Multimedia Designer di Yamaha Musik Semarang. Pekerjaan tersebut saya hentikan karena kebosanan saya dalam design paperbased (2 dimensi). Karena semakin tertantang dengan karya 3D, akhirnya saya berkeinginan keras untuk belajar.
Baca Juga: Bloggers As Marketeers
Dari beberapa buku sudah saya pelajari, namun hanya satu hal yang masih mengganjal, keinginan untuk belajar langsung para desainer 3D harus terwujudkan. Dengan piranti Facebook akhirnya saya terbantu dan menemukan salah satu designer 3D bernama Winda di Semarang yang waktu itu dia mengerjakan proyek interior.
Dari beberapa bulan pertemuan, saya pun mulai terbiasa dengan software 3D yang memang membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.Walaupun sulit siapapun bisa belajar. Dengan berbagai alasan pembelajaran dan bukan komunitas yang hanya kumpul-kumpul akhirnya terbentuklah 3D Camp.
Komunitas yang masih menggunkan Facebook ini dulunya bernama Group 3D Animator Jawa Tengah, namun semakin banyaknya member dari luar Semarang, akhirnya dirubah menjadi 3D Camp. Member 3D Camp kebanyakan merupakan desainer 3D profesional. Selain sharing ilmu, mereka juga sering membagi job-job dalam mebuat desain. Istilah belajar sambil bekerja pun mulai terbiasa.
Selang beberapa bulan belajar lewat media digital: Facebook, saya kembali bekerja di sebuah Event Organizer menangani beberapa proyek gambar 3D Booth Exhibition. Tidak serta merta bekerja saya pun membuat blog tentang desain.
Blog ini sebagai media saya untuk menawarkan jasa gambar 3D Booth Exhibition dan juga media sharing saya tentang 3D dengan memberikan berbagai pengalaman saya belajar otodidak. Alhamdulillah berkat media Facebook dan blog saya dapat berkolega dengan developer, sehingga gambar 3D yang telah selesai bisa dijadikan dalam bentuk real.
Baca Juga: Booth Exhibition Larissa Aesthetic Center Semarang
Sangat banyak sekali manfaat yang dapat saya ambil dari media digital, apalgi untuk StartUp bisnis yang bisa cepat populer dengan menggunakan online marketing. Saya tak bisa membayangkan berapa biaya yang harus saya bayar untuk belajar 3D yang mahal itu, tanpa bantuan Facebook dan media digital lainya.
Provider yang Mudah & Nyaman ditambah media digital memudahkan dalam berkoneksi dan berbagi. Akhirnya, rejeki pun mendatangi.
Gathering #EduAXIS bersama Blogger dan penggiat sosial media Semarang beberapa minggu lalu, membuat saya merasa beruntung manjadi bagian dari acara yang menghadirkan narasumber Om @Ilik (Entrepreneur Semarang) dan blogger @blontankpoer.
Saking semangatnya, acara yang dikemas secara kreatif oleh Mbak @Avianty ini memberikan semangat saya dalam menelurkan beberapa ide bisnis. Di sesi sharing ide saya juga mempresentasikan ide bisnis at Glance, namun karena mendadak, perhaps ide itu masih grambyang.
Semoga Bermanfaat ;)