WE NEED VOLUNTEERISM
http://www.whizisme.com/2013/12/we-need-volunteerism.html
Seharusnya saya menulis tentang Volunteerism ini sebelum atau tepat tanggal 5 Desember lalu. Bertepatan hari itu juga diperingati Hari Volunteerism Sedunia. Namun bagi saya peringatanya wajib dilakukan selama 365 hari sebagai bagian dari dedikasi kita untuk bangsa.
Volunteerism sebenarnya sudah lama saya lakukan sejak lama atau semenjak gabung dengan berbagai organisasi intra sekolah. Dulu namanya jelas tidak setenar jaman sekarang. Entah apa sebutanya dulu yang jelas jenis kegiatan yang kita lakukan murni untuk memberikan manfaat di sekitar lingkungan kita saya menyebutnya Volunteerism. CMIIW
Kalau sudah mendengar kata volunteerism saya tidak bisa lepas dengan visi dan misi Akademi Berbagi (AKBER). Meskipun saya tidak terjun langsung sebagai volunteer, tetep saja saya merasakan gairah yang amat di hati para volunteer di AKBER
Apa iya?
Ya iya dong saya kan pernah sharing bareng di kelas @AkberSMG, tentunya saya kenal baik beberapa volunteer yang dulunya hanya ketemu via sosmed dan sekarang menjadi teman. Karena kebiasaan jadi sering ngulik-ngulik twitter dan blog AKBER.
Baca Juga: Sharing "Visual Branding" di AKBER Semarang
Sebagai mantan Event Organizer selama 3 tahun. Saya membayangkan para volunteer di AKBER kok punya semangat yang luar biasa ya. Mereka mengkoordinir event, negosiasi tempat dengan semangat dan keren-nya mereka tidak dibayar. Saya merasa kalah sebagai EO yang kinerjanya harus tangguh mondar-mandir kalau dikejar detlen.
Kira-kira sudah mulai terbayang kan apa itu Volunteerism?
Saya sarankan ndak usah mikir yang dalam-dalam ya.
Postingan ini tidak bermaksud untuk mendefinisikan tentang Volunteerisme namun sebagai pengingat saja bahwa di tengah-tengah bangsa yang lagi sedih, masih banyak pemuda-pemudi Indonesia yang berharap Indonesia akan membaik. Tentunya mereka menjadi bagian dari perubahan itu dengan semangat Volunteerism yang menggelora.
Selain AkBer yang bergerak di sharing knowledge, ada juga Sedekah Rombongan, Makelar Sedekah, Pagi Berbagi untuk yang terakhir ini selalu membagikan nasi setiap pagi. Masih banyak sekali komunitas philantrophy di daerah-daerah yang dulunya hanya sekedar ide malah bisa menjadi SocioPreneur.
Hanya dengan menggunakan kepiawaianya para relawan mengumumkan kegiatanya hanya dengan sosmed. Sangat disayangkan jika pemerintah tidak mau membantu, apalagi terkait isu-isu permasalahan rakyat.
Ah...
Stop mengeluh ke Pemerintah. Do Something aja.
Publikasi & sosialisasi gerakan itu penting bagi Social Movement. Jika dikenal oleh masyarakat, dengan sangat mudah pula penyebaran informasinya. Sehingga pasti gerakan ini akan menjadi branded.
Bolehkah? tentu saja karena semakin branded semakin banyak yang percaya, banyak pula yang membantu kan?. Terus bagaimana dan darimana dana mereka?
Dana tidak menjadi kendala berarti, beberapa ada yang sukses mendapatkan dana dari iuran, donasi member, crowdfunding, ada juga yang punya unit bisnis. Semakin borderless dunia akibat internet, ternyata semakin mudah juga kerjasama dengan brand lain untuk mendapatkan dana.
Supaya lebih menghayati volunteerism, saya sertakan note dari Handry Santriago yang ditulis pada peringatan wafatnya Chika Djati, dan Hari Volunteer Sedunia, di Obrolan Langsat, Jalan Langsat, Jakarta, 5 Desember 2013. Dalem banget
Tentang Volunteer - Surat untuk Chika Djati
(Relawan dari Akademi Berbagi yang meninggal pada tanggal 1 November 2013)
5 Desember 2013
Halo Chika,
Apa kabarmu di sana?
Mudah-mudahan kamu sedang lihat bahwa kami sekarang sedang berkumpul di sini mengenang kamu dan menggumamkan kata-kata sesal itu
“Ah, kamu pergi terlalu cepat…”
Saya sendiri tak cukup banyak mengenal kamu. Tapi saya ingat senyum lebar yang ceria itu. Saya ingat jejingkrakan dan energi yang meluap-luap ketika mengadakan Akber itu. Dan saya ingat reply Twitter-mu yang terakhir pada saya, ketika saya tanyakan kabar sakitmu.
“Iya Bang, saya tetap semangat, kok!”
Chika,
Malam ini saya diminta bicara tentang volunteerism, tentang kenapa saya mau jadi volunteer…
Terus terang saya tak punya cukup bahan tentang itu. Juga tak kenal teori-teorinya. Ada sih, di Wikipedia. Tapi garing banget, kan, kalo cuma cerita berdasar Wikipedia.
Makanya, saya mencoba belajar dari kamu, dalam pertemuan yang hanya 2-3 kali itu, dalam percakapan yang tak pernah panjang.
Saya mengingat senyum lebar dan tawa lepas itu, dan mencoba bertanya-tanya dalam hati, kenapa kamu tertawa dan senang sekali tampaknya, ketika melakukan kegiatan-kegiatan volunteer kamu.
Dari mana energimu berasal, saat tubuh kurus itu harus bergerak ke sana ke mari untuk aktivitas yang tak hasilkan uang, juga pada saat kamu mungkin sudah sakit?
Rasanya saya menemukan sedikit jawabannya…
Volunteerism itu adalah soal hati yang terpuaskan…Soal rasa yang melegakan, karena sudah mencoba berbuat sesuatu bagi orang lain... Sesuatu yang tak bisa diukur dengan materi… intangible…
Makanya tawamu lepas!
Matamu berbinar!
Energimu tak pernah habis!
Tak juga saat kamu sedang tergolek sakit!
Tak ada yang mampu membayar semua itu, dan juga tak ada yang bisa membelinya. Hanya ada satu cara mendapatkannya, yaitu dengan melakukannya…. dan itu yang kamu contohkan… dan itu yang saya pelajari…
Volunteerism bukan strategi, baik strategi perusahaan atau strategi pencitraan. Tak akan pernah didapatkan “rasa” itu kalau hanya dijadikan strategi untuk make up biar terlihat memiliki citra peduli.
Chika,
Tahukah kamu bahwa kristalisasi dari kepemimpinan itu adalah influence? Seseorang yang mampu meng-influence orang lain adalah pemimpin. Kamu sudah menunjukkannya pada kami. Buktinya kami sekarang di sini mengenangmu. Kamu telah meng-influence, telah memberi arti yang jelas pada kata volunteer. Kamu adalah pemimpin.
Setiap orang punya waktu dan caranya sendiri untuk berbahagia. Saya percaya bahwa secara alami manusia merasa bahagia jika perbuatannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi orang lain. Saya, dan kami semua di sini telah mendapatkan sesuatu dari kamu… yaitu makna dari menjadi volunteer itu.
So, saya rasa kamu bahagia di sana sekarang. Walaupun tetap saja, saya menggumankan kata sesal itu, “Kamu pergi terlalu cepat…”
Baik-baik ya, di sana.
Salam,
Handry
Volunteerism sebenarnya sudah lama saya lakukan sejak lama atau semenjak gabung dengan berbagai organisasi intra sekolah. Dulu namanya jelas tidak setenar jaman sekarang. Entah apa sebutanya dulu yang jelas jenis kegiatan yang kita lakukan murni untuk memberikan manfaat di sekitar lingkungan kita saya menyebutnya Volunteerism. CMIIW
Kalau sudah mendengar kata volunteerism saya tidak bisa lepas dengan visi dan misi Akademi Berbagi (AKBER). Meskipun saya tidak terjun langsung sebagai volunteer, tetep saja saya merasakan gairah yang amat di hati para volunteer di AKBER
Apa iya?
Ya iya dong saya kan pernah sharing bareng di kelas @AkberSMG, tentunya saya kenal baik beberapa volunteer yang dulunya hanya ketemu via sosmed dan sekarang menjadi teman. Karena kebiasaan jadi sering ngulik-ngulik twitter dan blog AKBER.
Baca Juga: Sharing "Visual Branding" di AKBER Semarang
Sebagai mantan Event Organizer selama 3 tahun. Saya membayangkan para volunteer di AKBER kok punya semangat yang luar biasa ya. Mereka mengkoordinir event, negosiasi tempat dengan semangat dan keren-nya mereka tidak dibayar. Saya merasa kalah sebagai EO yang kinerjanya harus tangguh mondar-mandir kalau dikejar detlen.
Saya sarankan ndak usah mikir yang dalam-dalam ya.
Postingan ini tidak bermaksud untuk mendefinisikan tentang Volunteerisme namun sebagai pengingat saja bahwa di tengah-tengah bangsa yang lagi sedih, masih banyak pemuda-pemudi Indonesia yang berharap Indonesia akan membaik. Tentunya mereka menjadi bagian dari perubahan itu dengan semangat Volunteerism yang menggelora.
Ah...
Stop mengeluh ke Pemerintah. Do Something aja.
Publikasi & sosialisasi gerakan itu penting bagi Social Movement. Jika dikenal oleh masyarakat, dengan sangat mudah pula penyebaran informasinya. Sehingga pasti gerakan ini akan menjadi branded.
Bolehkah? tentu saja karena semakin branded semakin banyak yang percaya, banyak pula yang membantu kan?. Terus bagaimana dan darimana dana mereka?
Dana tidak menjadi kendala berarti, beberapa ada yang sukses mendapatkan dana dari iuran, donasi member, crowdfunding, ada juga yang punya unit bisnis. Semakin borderless dunia akibat internet, ternyata semakin mudah juga kerjasama dengan brand lain untuk mendapatkan dana.
Supaya lebih menghayati volunteerism, saya sertakan note dari Handry Santriago yang ditulis pada peringatan wafatnya Chika Djati, dan Hari Volunteer Sedunia, di Obrolan Langsat, Jalan Langsat, Jakarta, 5 Desember 2013. Dalem banget
Tentang Volunteer - Surat untuk Chika Djati
(Relawan dari Akademi Berbagi yang meninggal pada tanggal 1 November 2013)
5 Desember 2013
Halo Chika,
Apa kabarmu di sana?
Mudah-mudahan kamu sedang lihat bahwa kami sekarang sedang berkumpul di sini mengenang kamu dan menggumamkan kata-kata sesal itu
“Ah, kamu pergi terlalu cepat…”
Saya sendiri tak cukup banyak mengenal kamu. Tapi saya ingat senyum lebar yang ceria itu. Saya ingat jejingkrakan dan energi yang meluap-luap ketika mengadakan Akber itu. Dan saya ingat reply Twitter-mu yang terakhir pada saya, ketika saya tanyakan kabar sakitmu.
“Iya Bang, saya tetap semangat, kok!”
Chika,
Malam ini saya diminta bicara tentang volunteerism, tentang kenapa saya mau jadi volunteer…
Terus terang saya tak punya cukup bahan tentang itu. Juga tak kenal teori-teorinya. Ada sih, di Wikipedia. Tapi garing banget, kan, kalo cuma cerita berdasar Wikipedia.
Makanya, saya mencoba belajar dari kamu, dalam pertemuan yang hanya 2-3 kali itu, dalam percakapan yang tak pernah panjang.
Saya mengingat senyum lebar dan tawa lepas itu, dan mencoba bertanya-tanya dalam hati, kenapa kamu tertawa dan senang sekali tampaknya, ketika melakukan kegiatan-kegiatan volunteer kamu.
Dari mana energimu berasal, saat tubuh kurus itu harus bergerak ke sana ke mari untuk aktivitas yang tak hasilkan uang, juga pada saat kamu mungkin sudah sakit?
Rasanya saya menemukan sedikit jawabannya…
Volunteerism itu adalah soal hati yang terpuaskan…Soal rasa yang melegakan, karena sudah mencoba berbuat sesuatu bagi orang lain... Sesuatu yang tak bisa diukur dengan materi… intangible…
Makanya tawamu lepas!
Matamu berbinar!
Energimu tak pernah habis!
Tak juga saat kamu sedang tergolek sakit!
Tak ada yang mampu membayar semua itu, dan juga tak ada yang bisa membelinya. Hanya ada satu cara mendapatkannya, yaitu dengan melakukannya…. dan itu yang kamu contohkan… dan itu yang saya pelajari…
Volunteerism bukan strategi, baik strategi perusahaan atau strategi pencitraan. Tak akan pernah didapatkan “rasa” itu kalau hanya dijadikan strategi untuk make up biar terlihat memiliki citra peduli.
Chika,
Tahukah kamu bahwa kristalisasi dari kepemimpinan itu adalah influence? Seseorang yang mampu meng-influence orang lain adalah pemimpin. Kamu sudah menunjukkannya pada kami. Buktinya kami sekarang di sini mengenangmu. Kamu telah meng-influence, telah memberi arti yang jelas pada kata volunteer. Kamu adalah pemimpin.
Setiap orang punya waktu dan caranya sendiri untuk berbahagia. Saya percaya bahwa secara alami manusia merasa bahagia jika perbuatannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi orang lain. Saya, dan kami semua di sini telah mendapatkan sesuatu dari kamu… yaitu makna dari menjadi volunteer itu.
So, saya rasa kamu bahagia di sana sekarang. Walaupun tetap saja, saya menggumankan kata sesal itu, “Kamu pergi terlalu cepat…”
Baik-baik ya, di sana.
Salam,
Handry
Salut untuk perjuangan mereka,
ReplyDeleteUntuk Chika Jati semoga apa yang telah diberikan selama ini mendapatkan kebaikan pula, sukses juga untuk masbro.
.
Sukses juga buat Misbachudin.... salam buat Blogger Malang :)
DeleteAku nyari fotomu kok gak nemu ya mas?
ReplyDeleteAyooo dilebih rutinkan lagi postingnyaaaa..
Udah nulis ajaaa, gak usah terlalu banyak mikir huahahaha..
Soalnya dirimu khan banyak aktifitas berhubungan dengan desain dan creativity yg bisa diposting di blogmu yg keren ini.
Iya semoga bisa aktif posting dg kerjaan seabrek hihi
ReplyDeletebolehlah saya ndaftar jadi aspri
DeleteHaha...Pakies kan juga sibuk jadi juragan...
DeleteSaya salut dengan perjuangan teman2 yang tergerak menjadi volunteer selain melakukan aktivitas sosial yang lain. Terus jaga semangatnya, Mas Whiz dan selamat berakhir tahun. Sukses selalu, yak.
ReplyDeleteTerima kasih Pak Sawali semoga sehat dan selalu aktif blogging. Selamat libur panjang pak...
Deletewwah, mas juga pernah jadi narasumber di acara akber ambon. memang ya akber luar biasa sangat bagiku, banyak teman2 yang suka rela membantu dan berbagi ilmu.
ReplyDeleteWah ternyata ketemu (maya) para guru AKber nih...
DeleteBener sekali saya kalo ndak bisa hadir di acara, saya selalu ngikutin temlen mereka :)
Iya mas Whiz..Volunteerism itu adalah soal hati yang terpuaskan. Aku pun sll kagum dg org2 muda sll bersemangat dan menemukan jalan utk berbagi. Aku pny teman2 masa kecil yg skrg concern di bidang pendidikan. Jadi ceritanya mereka membangun sekolahan yg jauh dari keadaan normal. Diperuntukkan bagi anak2 yg susah mendptkan akses pendidikan krn terbentur faktor jarak dan finansial. setelah bbrp tahun baru terlihat hasilnya, anak2 di sekolahan yg seadanya tdk kalah dg sekolahan normal lainnya. bahkan ada salah satu siswanya yg berhasil membuat novel dan ditebitkan oleh penerbit mayor lohh...
ReplyDeleteWah saya jadi terbangun semangatnya...mereka berjuang sepenuh hati untuk sebutan dedikasi..keren mas :)
Delete*Stop mengeluh ke Pemerintah. Do Something aja*
ReplyDeleteSaya suka dgn quote itu, tapi masih susah utk do something bahkan sekedar ide atas keluhan kepada pemerintah..
Jamanya SosMed, langsung geprak ke publik hihi...
DeleteEh..pemerintah tetep tuli :)
jadi volunter itu mengasyikkan..karena itu adalah salah satu kita bisa membuktikan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang selalu berbagi kebaikan buat sesama.....
ReplyDeletekeep happy blogging always...salam dari makassar :-)
Bener sekali Mas Hari...
DeleteKarena soal hati yang terpuaskan, kadang memang tak terganti dengan uang.
salam buat Makassar :)
waktu nyari ilmu dulu, saya juga pernah merasakan bagaimana nikmatnya menjadi seorang sukarelawan di rumah yatim piatu, rasanya menemukan sebuah suasana yang sangat berbeda dalam mengasah hati kita.
ReplyDeletePakies memang relawan sejati...
DeleteKalo di Yatim Piatu aku belum pernah Pak...
Semoga Pakies diberi kesehatan selalu :)
ane baru tau nih tentang volunterism
ReplyDeleteAlhamdulillah udah tahu sekarang...
DeleteSemoga bermanfaat :)
Saya selalu kasih jempol buat kawan2 volunter. Sungguh luar biasa. Ini tidak mungkin bisa dilakukan kecuali orang-orang yang mempunyai kecedardasan.
ReplyDeletevolunteer ini orang yang mempunyai Kecerdasan spitirual dan sosial yg tinggi ya Ustadz Azzet :)
ReplyDeleteSalam kenal mas hehe.,
ReplyDeletevolunteers itu apa to mas?, masih bingung q hehe., sukarelawan, EO atau lainnya???..
VOlunteer & sukarelawan sama menurut bahasa. Kalo EO sih Event Organizer yak, kalo ini profesional ada itung2anya. CMIIW
DeleteSaya baru tau detail tentang wolounteer ya saat bergabung dengan BHSB. Soalnya, pas kuliah gak ikut kegiatan semacam itu. :)
ReplyDeleteWah indahnya bisa merasakan jadi volunteer :)
DeleteOh, posting lawas toh, tak kiro anyar :D
ReplyDeleteSIng penting komen DOn Sri hahaha
Delete